Seseorang yang datang ke kosan saya. Ia datang bukan untuk meminta air minum seperti saat air galonnya habis. Bukan pula untuk meminta tolong membenarkan laptopnya yang sering melawak ketika disinggahi virus. Kepentingannya kali ini adalah datang dengan tanpa kepentingan.
Tanpa mengetuk pintu sebelumnya, ia masuk kamar begitu saja. Belum sempat ia duduk, ia sudah membuka percakapan dengan mengucap beberapa kata serapah. Tak lama kemudian, ia beralih dengan menceritakan bagaimana ketawadluan salah satu sahabatnya.
- Cuk, akhir-akhir ini, gue sering liat temen gue lebih demen diem di kosan daripada duduk-duduk di TIM. Lo tau ga dia ada masalah apa? -
- Dab, temen gue itu makin lama rambutnya makin panjang aja. Sampe dosennya melarang dia ikut UAS. Lu tau ga dia mau cukur kapan? -
- Kang, sejak bulan lalu, gue bingung sama kelakuan temen gue yang satu itu. Dia sering banget gigitin ujung bajunya kalo lagi diajak ngobrol sama orang. Lu tau ga dia beli baju di mana sih? -
- Bro, kemarin sore, gue juga liat, temen jalan kaki dari kosannya ke kampus, kaga liat ke depan sama sekali dia. Nunduk mulu kayak kucing kena ketapel bocah. Tawadlu banget sih dia. -
- Tawadlu matamu! Dia lagi nyariin puntung rokok bung! -
Sabtu, 18 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 bacotan:
Posting Komentar